Dampak Rendahnya Tarif Komunikasi Seluler Terhadap
Sosial Ekonomi
Oleh :
Ridiah Tris Yanti
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Umumnya komunikasi memerlukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan sehingga dapat diterima dan diterjemahkan dengan mudah oleh si penerima pesan. Komunikasi dalam suatu masyarakat merupakan proses utama yang merupakan bagian dari kontak dan interaksi sosial, sehingga komunikasi berlangsung hampir setiap saat di semua sendi kehidupan.
Kemajuan teknologi sangat membantu manusia khususnya dalam proses berkomunikasi. Berawal dari munculnya telepon kabel, kemudian telepon tanpa kabel, handphone hingga komunikasi generasi ketiga yaitu 3G membuat manusia sangat dimanjakan oleh kemudahan dalam berkomunikasi tanpa terpengaruh lagi oleh jarak. Saat ini, handphone bukanlah merupakan barang tersier yang hanya dimiliki beberapa orang berada, namun sudah beralih menjadi barang primer yang wajib baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa, menjadi barang pokok baik bagi pegawai, karyawan, wiraswasta bahkan menjangkau sampai ke tukang becak. Apalagi, saat ini tarif telepon seluler dinilai sangat murah disertai dengan hadirnya berbagai macam tipe handphone dengan karakteristiknya yang berbeda-beda dengan tawaran harga yang sangat terjangkau. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai dampak sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia.
Teknologi merupakan salah satu dampak modernisasi yang dapat mengakibatkan perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat menuju ke arah positif, namun ada juga yang cenderung ke arah negatif. Teknologi komunikasi dapat menyebabkan perubahan dalam masyarakat karena memberikan alternatif – alternatif baru dalam usaha mempermudah komunikasi, teknologi komunikasi mempengaruhi masyarakat untuk kemudian cenderung merubah gaya komunikasi masyarakat, introduksi teknologi yang berlebihan dapat menimbulkan konflik internal baru dalam masyarakat (Suyanto,2006).
Dewasa ini sedang terjadi perang tarif antara berbagai operator yang berlomba-lomba menawarkan tarif paling murah. Diiringi dengan harga hanphone yang kian menjangkau kalangan menengah ke bawah, turunnya tarif telekomunikasi ini tentu saja memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia. Keadaan ini disebabkan karena telekomunikasi itu sendiri sudah menjadi kebutuhan pokok yang membuat masyarakat senantiasa tergantung olehnya. Ketergantungan ini dapat dilihat dari realitas masyarakat yang menggunakan dan mengandalkan telekomunikasi sebagai alat untuk mengatasi mobilitas, menjalankan bisnis, menjalin dan mempererat tali silaturahmi, serta berbagai kepentingan lainnya. Layanan yang disediakan oleh operator - operator seluler juga semakin beragam, dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat sebagai konsumen dalam berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat.
Dampak baik yang timbul akibat turunnya tarif komunikasi seluler ini diantaranya ialah mempermudah proses komunikasi kalangan menengah ke bawah. Meskipun pulsa yang dibebankan untuk mengadakan telekomunikasi menjadi hal yang paling esensial dalam kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia, kini pulsa dapat dibeli dengan beragam nominal mulai dari Rp. 1.000 bagi pelanggan prabayar menjadi dapat dijangkau oleh masyarakat. Turunnya tarif telekomunikasi akan semakin mempermudah akses komunikasi antar keluarga dan masyarakat
Dampak positif yang kedua adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru, hal ini dapat terlihat dari berkembangnya industri kreatif (baca: agen penjualan pulsa), hampir tidak ada ruas jalan yang tidak terdapat konter agen penjual pulsa. Tidak terbatas itu, dengan tarif yang murah tentu pengembangan usaha kecil dan menengah berbasis masyarakat tidak akan lagi terhambat akibat kurangnya komunikasi antar pengusaha. Usaha berbagai operator seluler untuk menurunkan tarif ini kemudian diikuti oleh operator seluler lainnya di Indonesia. Operator - operator seluler memanfaatkan turunnya tarif telekomunikasi ini dengan meluncurkan layanan - layanan yang ekonomis dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Hal ini, lagi - lagi menjadi berita baik di antara sekian berita buruk bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya kebijakan penurunan tarif ini tentu saja dapat meningkatkan produktivitas dalam masyarakat. Masyarakat kini sangat bergantung dengan teknologi telepon selular ini, bisnis mereka dapat berjalan baik karena adanya komunikasi yang baik pula antar rekan bisnis. Oleh karena itu, para pelaku bisnis seringkali menggunakan perangkat teknologi ini sebagai alat perantara untuk ikut andil dalam menjalankan bisnis mereka.
Tarif yang murah membuat masyarakat menjadi lebih sering untuk melakukan percakapan baik itu untuk bisnis atau mengenai hal – hal yang membuat mereka menjadi memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, karena tarif kini sudah agak murah, banyak kita temui tempat – tempat usaha penjualan makanan atau lainnya memiliki layanan atau jasa untuk pengantaran makanan konsumen, dan tentu saja konsumen dapat menghubungi langsung ke nomor telepon seluler yang memiliki usaha tersebut. Betapa semakin mudahnya dan menguntungkan semua pihak ketika tarif ini lebih murah, bahkan mungkin lebih murah dari telepon rumah biasa. Oleh karena itu banyak penjual memberi nomor telepon selularnya dari pada nomor telepon rumah.
Ilustrasi diatas merupakan peristiwa yang umum apabila dikaitkan dengan pengaruh penurunan tarif telekomunikasi terhadap kehidupan sosial. Pengaruhnya yang signifikan tentu saja berupa aktivitas telekomunikasi yang semakin intens, karena kini masyarakat tidak lagi was - was dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk berkomunikasi. Sehingga, keadaan ini berujung pada semakin erat dan luasnya hubungan sosial dalam masyarakat. Namun, ada satu hal yang mungkin tidak secara umum diketahui khalayak luas. Bahwa, penurunan tarif telekomunikasi ini juga dapat berpengaruh terhadap stabilitas dan ketahanan negara. Apa korelasinya? Simpel saja. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang plural, dimana di dalamnya mudah timbul sentimen kedaerahan dan sejenisnya. Selain itu, kenyataan geografis negara Indonesia yang berupa negara kepulauan sangat berpotensi untuk menimbulkan isu separatisme.
Adanya rasa keterpencilan masyarakat di daerah pelosok, ditambah dengan masyarakat di daerah perbatasan yang merasa ikatan nasionalisme-nya terhadap bangsa Indonesia semakin longgar menjadi faktor utama dalam mendorong disintegrasi bangsa. Rasa keterpencilan dan keterkucilan ini sebenarnya dapat diatasi apabila diterapkan proses sirkulasi yang efektif dan efisien. Salah satu sistem dari proses sirkulasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat di daerah pelosok dan perbatasan, apa lagi kalau bukan telekomunikasi. Dengan makin luasnya jaringan telekomunikasi yang dibangun dari Sabang sampai Merauke, maka semakin mudah pula akses telekomunikasi oleh saudara - saudara kita yang berada di pelosok. Apabila dikaitkan dengan penurunan tarif telekomunikasi, seyogyanya masyarakat Indonesia, baik yang berada di pelosok maupun perbatasan kini dapat menjalin telekomunikasi dengan saudara dan kerabat yang ada di seluruh tanah air.
Hal ini disebabkan karena masyarakat yang berada di daerah perbatasan dan pelosok cenderung merupakan masyarakat yang termasuk dalam golongan ekonomi lemah. Namun, dengan adanya penurunan tarif telekomunikasi, maka persoalan biaya tidak akan menghambat mereka untuk mengakses telekomunikasi. Tak pelak, penurunan tarif telekomunikasi ini pun mampu menyentuh sendi kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang paling fundamental : persatuan dan kesatuan.
Selain dampak baik yang ditimbulkan dari turunnya tarif telepon seluler diatas, berbagai efek negatif juga berkembang dalam masyarakat. Diantaranya ialah di samping produktivitas yang semakin meningkat, pola hidup masyarakat juga ikut menjadi konsumtif. Masyarakat menjadi lebih sering menggunakan telepon seluler mereka untuk melakukan percakapan atau sms. Dan tanpa mereka sadari juga pulsa mereka sebenarnya sudah banyak yang habis. Bahkan tak jarang juga yang menggunakan telepon selulernya untuk melakukan percakapan hingga berjam-jam. Dan itu tidak hanya dilakukan satu atau dua hari bahkan dalam satu minggu dapat mencapai tiga atau empat hari seseorang melakukan percakapan yang “jauh” dari batas normal. Dampak kedua dari menurunnya tarif adalah meningkatnya tingkat kriminal dengan modus penipuan lewat pesan singkat. Dengan menurunnya tarif telepon seluler membuat semakin mudahnya jaringan penipuan lewat sms ini dikirimkan oleh penipu ke berbagai nomor tujuan penipuan secara sekaligus. Modus penipuan umumnya dengan memberitahukan pemenang undian berhadiah dengan syarat mengirimkan uang pajak pada suatu rekening. Apabila hal ini tidak diwaspasdai oleh pengguna seluler bisa saja dia menjadi korban penipuan ini.
Lepas dari dampak baik ayau buruk turunnya tarif telepon seluler ini pada akhirnya sektor telekomunikasi dapat memberikan insentif untuk integrasi bangsa. Dimana telekomunikasi memberikan kontribusinya yang paling besar untuk menyatukan masyarakat di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, bila menilik kembali catatan - catatan yang telah tertorehkan sepanjang tahun 2008, sebenarnya tidak melulu catatan sedih yang terpampang disana.
Masih ada catatan manis yang membuat masyarakat Indonesia sedikit berbahagia. Keputusan Menkominfo yang diikuti oleh operator - operator seluler sepanjang tahun 2008 tentunya telah membawa berkah bagi masyarakat Indonesia, baik dalam kehidupan ekonomi maupun sosial. Di tahun 2008, yang secara kebetulan merupakan tahun dimana genap seabad kebangkitan nasional, kita telah melihat wujud dari komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar